Rerangka
Konseptual-Suatu Model
Dalam bab sebelumnya, kita telah mempelajari kalau
pelaporan akuntansi merupakan suatu perekayasaan yang dibuat oleh tim khusus.
Ternyata sama rumitnya dengan pelajaran kimia ketika kita ada di bangku SMP dan
SMU. Karena dalam penyusunan dan penyajiannya, harus diidentifikasi dulu siapa
sih yang akan memakai informasi keuangan nanti. Dan faktanya di Indonesia,
perekayasaan dan pelaporan akuntansi dibuat berdasarkan Tujuan Kelompok
Dominan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang diberi taanggung jawab
dalam membuat pedoman pelaporan keuangan, seperti yang ada dalam Suwardjono bab
4, berbeda dengan Amerika yang lebih mendasarkan pada Tujuan Fungsional, sebagai
hasil dari ASOBAT oleh AAA (American Accounting Assosiation).
Namun nyatanya FASB lebih berpihak kepada Komite
Trueblood yang lebih mendasarkan pada Tujuan Kelompok Dominan,
karena tujuan pelaporan keuangan harus dikaitkan dengan tujuan ekonomik dan
sosial negara, yang mendasarkan pada aspek lingkungan, karakteristik,
keterbatasan informasi dan fokus/lingkup pelaporan. Lantas mengapa FASB lebih
memilih Tujuan Kelompok Dominan? Saya rasa apabila kita kaitkan dengan mata
kuliah semester 3, yakni Makro Ekonomi, bahwa sistem ekonomi pada umumnya,
seperti di Indonesia menyatakan mekanisme pasar dan pengakuan hak milik pribadi
merupakan hal penting. Dan darinya, kestabilan ekonomi pun dapat tercipta
dengan sendiri, kecuali karena faktor human error atau pun memang sudah
perlu adanya intervensi pemerintah selaku kepala negara. Jadi dapat kita
pahami, kalau pemerintah tidak secara langsung mengendalikan lingkup ekonomi,
misal efisiensi alokasi sumber daya ekonomik. Masyarakat lah yang aktif sendiri
dalam melakukan alokasi melalui mekanisme pasar modal. Maka dari itu, investor dan
kreditur adalah pihak yang fokus dituju oleh pelaporan keuangan.
Akan tetapi FASB tidak serta merta mengabaikan tujuan
fungsional, karena alokasi sumber daya ekonomik dapat tercapai dengan maksimal
apabila mendasarkan pada tujuan fungsional, dan untuk lingkup sosial, tujuan
kelompok dominan juga diterapkan. So, tujuan kelompok dominan pun diharapkan
bisa memenuhi tujuan fungsional, begitu juga sebaliknya.
Informasi akuntansi yang disajikan kepada pihak-pihak
terkait, entah itu untuk tujuan fungsional, tujuan bersama, atau pun tujuan
kelompok dominan, haruslah memuat karakteristik kualitatif sebagaimana yang
dituliskan dalam Suwardjono bab 4 ini. Yaitu meliputi keterpahamian,
keberpautan, nilai prediktif, nilai balikan, ketepatwaktuan, keterandalan, ketepatan
penyimbolan, keterujian, kenetralan, keterbandingan dan materialitas. Namun
dalam mata kuliah Akuntansi Syariah pernah dijelaskan, karakteristik kualitatif
akuntansi yang dimaksud meliputi 4 aspek, yakni mudah dipahami, relevan,
keandalan, dan dapat dibandingkan.
Kemudian ada juga statemen keuangan yang terdiri dari
elemen-elemennya, biasa dikenal dengan elemen statemen keuangan. Elemen
statemen keuangan memberikan gambaran tentang realitas yang mungkin akan
ditempuh dalam perealisasian statemen keuangan. Jadi, elemen statemen keuangan
seperti menjadi gambaran fisik tanpa harus melihat perealisasiannya secara
fisik. Pasti rumit ya? J
Setelah berputar-putar dalam pembahasan Rerangka
Konseptual ini, dapat kita cermati, ternyata FASB berjasa sangat penting
dalam dunia kerangka konseptual. Butuh 12 tahun
lebih bagi FASB untuk bisa merumuskan rerangka konseptual. Bahkan IASC
dan IAI juga menggunakan referensi RK FASB dalam pengembangan Rerangka
Konseptualnya.
Posting Komentar
Posting Komentar